Sabtu, 29 Desember 2012

Linguistik


Linguistik
1.      Pengertian
Linguistik berarti ilmu bahasa. Kata “linguistik” berasal dari kata Latin yaitu lingua (bahasa). Dalam bahasa-bahasa “Roman” (yaitu bahasa-bahasa yang berasal dari bahasa Latin) masih ada kata-kata serupa dengan lingua, yaitu langue dan langage dalam bahasa Perancis dan lingua dalam bahasa Itali. Bahasa Inggris memungut dari bahasa Perancis kata yang kini menjadi language. Istilah “linguistics” dalam bahasa Inggris berkaitan dengan kata language itu, seperti dalam bahasa Perancis istilah linguistique berkaitan dengan langage. Dalam bahasa Indonesia “linguistik” adalah bidang ilmu bahasa.[1]
Linguistik atau ilmu bahasa adalah disiplin ilmu yang mempelajari secara luas dan umum. Secara luas berarti cakupannya meliputi semua aspek komponen bahasa. Secara umum berarti sasarannya tidak hanya terbatas pada salah satu bahasa saja (misalnya bahasa Indonesia saja), akan tetapi semua bahasa yang ada di dunia.[2]
Ronald W. Langacker mengatakan, “Linguistics is the study of human language”. Menurutnya linguistik adalah studi bahasa manusia. John Lyons berpendapat: “Linguistics may be defined as the scientific study of language”. Dengan kata lain linguistik adalah studi ilmiah tentang bahasa.[3]
Dapat ditarik kesimpulan bahwa linguistik adalah studi bahasa manusia secara ilmiah. Dengan mempelajari linguistik berarti kita mempelajari teori bahasa pada umumnya dan bukan teori bahasa tertentu. Dengan mempelajari linguistik kita mendapat keterangan tentang objeknya, tataran-tatarannya, struktur bahasanya, sejarahnya, dan teori tentang aliran yang berkembang dalam linguistik. Pendek kata teori bahasa pada umumnya.
2.      Objek Linguistik
S.J. Warouw berpendapat suatu pengetahuan dapat dianggap sebagai ilmu apabila memenuhi syarat :
a.  Pengetahuan itu harus teratur (sistematis) sehingga merupakan suatu disiplin.
b.  Pengetahuan itu harus bersifat progresif artinya terus-menerus mengusahakan tingkatan lebih tinggi.
c.  Mempunyai otonomi artinya bebas dalam kalangan sendiri. [4]
Melihat syarat-syarat ini, linguistik memang merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan atau merupakan suatu disiplin. Linguistik mempunyai objek. Objeknya adalah bahasa. Bahasa yang dimaksud di sini adalah bahasa manusia.
Akan tetapi pengertian bahasa yang bagaimana yang menjadi objek linguistik tersebut belum tentu jelas. Karena itu marilah kita teliti berbagai arti yang dimiliki istilah “bahasa” itu.
Pertama, istilah bahasa sering dipakai dalam arti kiasan, seperti dalam ungkapan “bahasa tari”, “bahasa alami”, “bahasa tubuh”, dan lain sebagainya. Perlu diperhatikan bahwa arti kiasan seperti itu tidak termasuk arti istilah “bahasa” dalam ilmu linguistik.
Kedua, ada pengertian istilah bahasa dalam ungkapan seperti “ilmu bahasa”, “bahasa Indonesia”, “bahasa Arab”, “bahasa Inggris”, dan lain sebagainya. Hanya dalam pengertian kedua inilah bahasa menjadi objek ilmu linguistik. Di samping itu, kita juga membeddakan bahasa tutur dan bahasa tulis. Bahasa tulis dapat disebut “turunan” dari bahasa tutur. Bahasa tutur merupakan objek primer ilmu linguistik. Sedangkan bahasa tutur merupakan objek sekunder linguistik.[5]
3.      Subdisiplin Linguistik
a. Linguistik ditinjau dari pembidangannya
1) Linguistik Umum (general linguistics) yang merumuskan secara umum semua bahasa manusia yang bersifat alamiah sehingga menghasilkan teori bahasa yang bersangkutan.
2)   Linguistik terapan (aplied Linguistics) adalah ilmu yang berusaha menerapkan hasil penelitian dalam bidang Linguistik untuk keperluan praktis (bahasa sebagai alat)
3)   Linguistik teoritis, yang mengutamakan penelitian bahasa dari segi internal (bahasa sebagai bahasa)
b. Linguistik ditinjau dari segi sifat telaahnya.
1)   Linguistik mikro yang melihat bahasa hanya sebagai bahasa, jadi bersifat internal.
2)   Linguistik makro yang menelaah kegiatan bahasa pada bidang-bidang lain seperti dalam bidang ekonomi, sejarah dan seterusnya, bahasa digunakan sebagai alat untuk melihat bahasa dari sudut pandang di luar bahasa.
c.  Linguistik ditinjau dari segi pendekatan obyek.
1)   Linguistik deskriptif yang melihat bahasa sebagaimana adanya.
2)   Linguistik historis komparatif, yakni membandingkan dua bahasa atau lebih pada periode yang berbeda.
3)   Linguistik kontrastif yakni membandingkan bahasa pada periode tertentu atau sezaman
4)   Linguistik sinkronis yang mempersoalkan bahasa pada masa tertentu yang tidak memperbandingkan dengan bahasa lain.
d. Linguistik
  Dalam hal ini Linguistik dapat dilihat dari alat yang digunakan untuk membantu penganalisisan bahasa.
e.  Linguistik ditinjau dari segi ilmu lain
1)   Dari psikologi disebut psikolinguistik yaitu : untuk menganalisis perolehan bahasa bahkan penampilan bahasa akibat gangguan psikologis.
2)   Dari segi sosiologi disebut sosiolinguistik yaitu : untuk mempelajari dan menyelesaikan konflik bahasa dan perencanaan bahasa di daerah tertentu.
3)   Dari segi antropologi disebut antropolinguistik yang mempelajari hubungan antara bahasa, penggunaan bahasa dan kebudayaan masyarakat pada umumnya.[6]
4.      Tataran Linguistik
Telah kita ketahui bahwa Linguistik berobyekan bahasa untuk memudahkan analisis, para ahli bahasa (linguist) membuat tataran-tataran bahasa dan setiap linguist berbeda-beda dalam membuat tataran bahasa tersebut. Tataran-tataran itu bahkan menjadi subdisiplin tersendiri.
Ketika memperhatikan orang yang sedang berbicara sebenarnya kita mendengarkan bunyi-bunyi bahasa, bunyi-bunyi itu berfungsi dalam ujaran. Ilmu yang mempelajari bahasa yang berfungsi dalam ujaran disebut fonologi, bunyi- bunyi yang kita dengar tersebut berada dalam suatu deretan yang biasa disebut kalimat. Ilmu yang mempelajari tata kalimat disebut sintaksis.
Selanjutnya satuan bunyi yang berderet (kalimat) tersebut, kalau kita segmentasikan, kita memperoleh satuan yang lebih kecil lagi yang disebut kata, ilmu yang mempelajari bentuk kata dan perubahan kata disebut morfologi. Obyek morfologi adalah morfem dan kata.
Kalau morfem dengan morfem kita gabungkan sering menimbulkan perubahan fonem antara sesamanya. Ilmu yang menjelaskan perubahan seperti itu disebut morfofonologi atau morphophonemics. Dan kalau kita perhatikan lebih jauh, baik kata maupun kalimta terdapat amanat yang dikandungnya sehingga pembicara dan orang yang diajak berbicara dapat berkomunikasi. Dengan kata lain baik pada kata maupun pada kalimat terdapat unsur dalam yang dikandungnya yang biasa disebut semasiologi atau lebih dikenal dengan simantik.
Dari penjelasan di atas dapat kita ketahui tataran Linguistik itu meliputi :
a. Fonologi
b. Morfologi
c. Morfofonologi
d. Sintaksis
e. Semantik[7]
Untuk mendukung dalam kepentingan penelitian ini, maka penulis akan membahas tentang morfologi secara tersendiri.


[1] J.W.M. Verhaar, Asas-asas Linguistik Umum, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,2006), hal 3.
[2] Soeparno, Op. Cit, hlm. 21.
[3] Mansoer Pateda,  Linguistik Terapan, (Flores: Nusa Indah, 1991), hal. 2
[4] Ibid., hal. 2
[5] Op. Cit., J.W.M. Verhaar, hal. 6-7
[6] Ibid., hal. 45-50
[7] Mansoer Pateda, Op.Cit, hal. 54
oFoot< � R f xU� 0 pan lang=IN style='font-size:10.0pt;font-family: "Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family:"Times New Roman";mso-ansi-language: IN;mso-fareast-language:IN;mso-bidi-language:AR-SA'>[3] Asep Ahmad Hidayat,  FILSAFAT BAHASA Mengungkap Hakikat Bahasa, Makna dan Tanda, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006) hlm. 27
[4]  Muljanto Sumardi, Berbagai Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra, (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1992) hlm. 75
[5] Soeparno, Op.Cit ,  hlm. 11 - 16
[6] Ibid., hlm. 17-19

1 komentar:

  1. The Ultimate Guide To Online Gambling - JTHub
    Casino 울산광역 출장마사지 games, casino promotions, and bonuses can all 양주 출장샵 be 영천 출장샵 found in 김포 출장안마 a single 김포 출장샵 game. All the games that you must play at a casino have

    BalasHapus